Monday, December 12, 2016

BERSEDEKAH DENGAN SHALAT


Shalat merupakan sedekah seseorang terhadap dirinya. Dengan shalat kita mendekatkan diri kepada Allah SWT dan bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Kedudukan shalat dalam islam diantaranya terlihat dari proses perintahnya. Shalat diperintahkan langsung dari langit dalam perjalanan isra’ dan mi’raj Rasulullah SAW dan tanpa perantara. Proses diwajibkannya shalat berbeda dengan ibadah fardu lainnya. Shalat merupakan pemisah antara iman dan kafir, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Perbedaan antara kafir dan iman adalah meningglkan shalat.” (HR At-Tarmidzi). Para ulama menghukumi kafir orang yang meninggalkan shalat karena ingkar, dan memvonis fasik jika meninggalkannya dengan alasan malas.

Shalat adalah faktor utama dalam meraih keberuntungan, sebagaimana firman Allah SWT, “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS Al Mukminun 23:1-2)

Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah SAW menjelang wafatnya. Beliau bersabda, “(Jagalah) Shalat dan budak yang engkau miliki.” (HR Ibnu Majah).

Beberapa amalan yang berkaitan dengan shalat dan termasuk sedekah adalah sebagai berikut;
1. Shalat sunnah Dhuha
Rasulullah SAW bersabda, “Begitu pagi tiba setiap persendian kalian hendaknya bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, mengajak pada kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Semua itu dicukupi dengan shalat Dhuha dua rakaat.” (HR Muslim).

2. Menuju masjid untuk tunaikan shalat
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap langkah yang diayunkan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR Muslim).
Berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat berarrti memenuhi seruan Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Abdullah bin Mas’ud menuturkan, “Barang siapa ingin bertemu dengan Allah dalam keadaan Muslim, maka segeralah shalat saat azan memanggil. Allah mengarahkan jalan petunjuk kepada nabi kalian. Dan, shalat termasuk jalan petunjuk itu. Jika kalian shalat di rumah seperti orang yang berhalangan, berarti kalian telah meninggalkan sunnah nabi kalian. Jika kalian meninggalkan sunnah nabi, berarti kalian telah sesat.” (HR Muslim).
Berjalan meuju masjid menunjukkan keimanan seseorang, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Jika kalian melihat orang yang membiasakan diri ke masjid, maka bersaksilah akan keimanannya. Allah SWT berfirman : ‘Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian’ (QS At-Taubah 9:18).” (HR At-Tarmidzi).

3. Menani shalat sama dengan shalat
Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang di antara kalian tidak bangun untuk menunggu shalat, selama tidak berhadas, maka malaikat berdoa, “Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.” Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang di antara kalian masih berada dalam shalat selama ia menanti shalat. Tiada sesuatu yang menahannya untuk kembnali kepada keluarganya selain shalat.” (HR Muslim)
Orang yang menanti shalat, agar dapat menunaikan shalat tepat waktu dan berjamaah, hatinya selalu terkait dengan masjid, shalat, dan dzikir kepada Allah SWT. Karena itu, menunggu shalat merupakan ibadah yang akan dibalas dengan pahala shalat, sebagaimana disebutkan oleh hadist di atas, menunggu shalat agar dapat pahala shalat harus memenuhi dua syarat;
Pertama, dalam keadaan suci, sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Selama tidak berhadas.” Yang dimaksud hadas disini, tidak terbatas pada hal-hal yang membatalkan wudhu saja, melainkan juga mencakup segala bentuk maksiat dan perbuatan tercela, seperti memaki, gibah, mencela, menyiksa, menyakiti, dan perbuatan maksiat lainnya yang dilakukanoleh lisan dan tangan.
Kedua, tujuan menunggu di masjid adalah untuk shalat, bukan untuk tujuan lain. Sabda Rasulullah SAW, “Tiada sesuatu yang menahannya untuk kembali kepada keluarganya selain shalat.”.
Orang yang menunggu shalat sesuai dua syarat di atas berhak mendapatkan rida dan pahala dari Allah SWT serata permohonan rahmat dan ampunan dari maksiat

4. Amalan Setelah Shalat
Abu Hurairah r.a meriwayatkan, bahwa beberapa orang miskin Muhajirin mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, “Orang yang memiliki harta yang banyak mendapatkan derajat yang tinggi, kenikmatan, dan kedudukan.”
“Kenapa?” tanya Rasulullah SAW.
“Mereka shalat sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Mereka bersedekah sebagaimana dan memerdekakan budak, namun kami tidak mampu melakukan itu.”
“Maukah kalian kuajarkan sesuatu yang dengannya kalian dapat mencapai apa yang diperoleh generasi sebelum kalian, melampaui generasi sesudah kalian, dan tiada seorang pun yang lebih utama dari kalian kecuali orang yang melakukan seperti yang kalian lakukan?”
“Tentu, wahai Rasulullah!”
“Bacalah tasbih, takbir, dan tahmid setiap shalat sebanyak 33 kali.”
Suatu ketika beberapa orang miskin muhajirin itu kembali menemui Rasulullah seraya berkata, “Saudara-saudara kami dari kalangan berada mendengar apa yang kami lakukan, lalu mereka pun melakukan hal yang sama.”
Rasulullah SAW bersabda, “Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa yang dikehendaki.” (HR Muslim).
Amalah setelah shalat termasuk kesempurnaan shalat, penyebab diterimanya shalat, tanda cinta seseorang hamba kepada Tuhannya, dan keinginan untuk mendekat pada-Nya dengan dzikir dan pujian. Amalan setelah shalat juga berfungsi membenahi segala kekurangan yang terdapat dalam shalat, lahir maupun batin.

5. Bergegas berangkat shalat Jumat
Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang mandi pada hari Jumat seperti mandi junub, kemudian berangkat ke masjid, maka ia seperti bersedekah seekor unta. Orang yang berangkat pada waktu kedua, maka ia seperti bersedekah seekor sapi. Orang yang berangkat pada waktu ketiga, maka ia seperti bersedekah seekor domba yang bertanduk. Orang yang berangkat pada waktu keempat, ia seperti bersedekah seekor ayam. Dan orang yang berangkat waktu kelima., ia seperti bersedekah sebutir telur. Jika khatib naik mimbar, para malaikat pun datang untuk mendengarkan khotbah.” (HR Bukhari-Muslim).
Pada riwayat lain disebutkan, “Ketika tiba hari Jumat, malaikat berdiri di setiap pintu masjid untuk mencatat orang sesuai dengan kedatangannya satu persatu. Jika khatib naik mimbar, mereka menutup catatannya dan mendengarkan khotbah. Orang yang bersegera ke masjid bagaikan bersedekah seekor unta, orang yang datang setelahnya bagaikan bersedekah seekor sapi, kemudian orang yang datang setelahnya bagaikan bersedekah seekor domba, dan berikutnya seperti sedekah ayam dan telur.”
Sahal bin Abi Sahal, periwayat hadist ini menambahkan, “Orang yang datang setelah itu, maka ia datang hanya untuk mendapatkan pahala Shalat.”
Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Orang yang mandi pada hari Jumat kemudian bergegas berangkat ke masjid dengan berjalan kaki, mengambil tempat yang dekat imam lalu mendengarkan dan tidak berbicara, maka setiap langkah kakinya ia mendapat pahala seperti pahala puasa dan qiyamul lail selama setahun.” (HR At-Tarmidzi).

Demikian tuntunan Rasulullah SAW tentang beberapa keutamaan shalat yang bisa kita dapatkan seperti pahala bersedekah. Mudah-mudah dapat membuat kita memperbaiki kualitas dan kuantitas shalat kita.

__perbanyaklah sedekah__

No comments:

Post a Comment