Shalat merupakan sedekah seseorang terhadap dirinya. Dengan shalat
kita mendekatkan diri kepada Allah SWT dan bersyukur atas nikmat yang
diberikan-Nya. Kedudukan shalat dalam islam diantaranya terlihat dari proses
perintahnya. Shalat diperintahkan langsung dari langit dalam perjalanan isra’
dan mi’raj Rasulullah SAW dan tanpa perantara. Proses diwajibkannya shalat
berbeda dengan ibadah fardu lainnya. Shalat merupakan pemisah antara iman dan
kafir, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Perbedaan
antara kafir dan iman adalah meningglkan shalat.” (HR At-Tarmidzi). Para
ulama menghukumi kafir orang yang meninggalkan shalat karena ingkar, dan
memvonis fasik jika meninggalkannya dengan alasan malas.
Shalat adalah faktor utama dalam meraih keberuntungan, sebagaimana firman
Allah SWT, “Sungguh beruntung orang-orang
yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS Al
Mukminun 23:1-2)
Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah SAW menjelang wafatnya.
Beliau bersabda, “(Jagalah) Shalat dan
budak yang engkau miliki.” (HR Ibnu Majah).
Beberapa amalan yang berkaitan dengan shalat dan termasuk sedekah
adalah sebagai berikut;
1. Shalat sunnah Dhuha
Rasulullah SAW bersabda, “Begitu
pagi tiba setiap persendian kalian hendaknya bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah,
setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir
adalah sedekah, mengajak pada kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran
adalah sedekah. Semua itu dicukupi dengan shalat Dhuha dua rakaat.” (HR
Muslim).
2. Menuju masjid untuk tunaikan shalat
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap
langkah yang diayunkan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR
Muslim).
Berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat berarrti memenuhi
seruan Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Abdullah bin Mas’ud
menuturkan, “Barang siapa ingin bertemu
dengan Allah dalam keadaan Muslim, maka segeralah shalat saat azan memanggil.
Allah mengarahkan jalan petunjuk kepada nabi kalian. Dan, shalat termasuk jalan
petunjuk itu. Jika kalian shalat di rumah seperti orang yang berhalangan,
berarti kalian telah meninggalkan sunnah nabi kalian. Jika kalian meninggalkan
sunnah nabi, berarti kalian telah sesat.” (HR Muslim).
Berjalan meuju masjid menunjukkan keimanan seseorang, sebagaimana
sabda Rasulullah SAW, “Jika kalian
melihat orang yang membiasakan diri ke masjid, maka bersaksilah akan
keimanannya. Allah SWT berfirman : ‘Yang memakmurkan masjid-masjid Allah
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian’ (QS
At-Taubah 9:18).” (HR At-Tarmidzi).
3. Menani shalat sama dengan shalat
Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang
di antara kalian tidak bangun untuk menunggu shalat, selama tidak berhadas,
maka malaikat berdoa, “Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.”
Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang di antara kalian
masih berada dalam shalat selama ia menanti shalat. Tiada sesuatu yang
menahannya untuk kembnali kepada keluarganya selain shalat.” (HR Muslim)
Orang yang menanti shalat, agar dapat menunaikan shalat tepat waktu
dan berjamaah, hatinya selalu terkait dengan masjid, shalat, dan dzikir kepada
Allah SWT. Karena itu, menunggu shalat merupakan ibadah yang akan dibalas
dengan pahala shalat, sebagaimana disebutkan oleh hadist di atas, menunggu
shalat agar dapat pahala shalat harus memenuhi dua syarat;
Pertama, dalam keadaan suci, sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Selama tidak berhadas.” Yang dimaksud
hadas disini, tidak terbatas pada hal-hal yang membatalkan wudhu saja,
melainkan juga mencakup segala bentuk maksiat dan perbuatan tercela, seperti
memaki, gibah, mencela, menyiksa, menyakiti, dan perbuatan maksiat lainnya yang
dilakukanoleh lisan dan tangan.
Kedua, tujuan menunggu di masjid adalah untuk shalat, bukan untuk
tujuan lain. Sabda Rasulullah SAW, “Tiada
sesuatu yang menahannya untuk kembali kepada keluarganya selain shalat.”.
Orang yang menunggu shalat sesuai dua syarat di atas berhak
mendapatkan rida dan pahala dari Allah SWT serata permohonan rahmat dan ampunan
dari maksiat
4. Amalan Setelah Shalat
Abu Hurairah r.a meriwayatkan, bahwa beberapa orang miskin Muhajirin
mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, “Orang yang memiliki harta yang banyak
mendapatkan derajat yang tinggi, kenikmatan, dan kedudukan.”
“Kenapa?” tanya Rasulullah SAW.
“Mereka shalat sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami
berpuasa. Mereka bersedekah sebagaimana dan memerdekakan budak, namun kami
tidak mampu melakukan itu.”
“Maukah kalian kuajarkan sesuatu yang dengannya kalian dapat mencapai
apa yang diperoleh generasi sebelum kalian, melampaui generasi sesudah kalian,
dan tiada seorang pun yang lebih utama dari kalian kecuali orang yang melakukan
seperti yang kalian lakukan?”
“Tentu, wahai Rasulullah!”
“Bacalah tasbih, takbir, dan tahmid setiap shalat sebanyak 33 kali.”
Suatu ketika beberapa orang miskin muhajirin itu kembali menemui
Rasulullah seraya berkata, “Saudara-saudara kami dari kalangan berada mendengar
apa yang kami lakukan, lalu mereka pun melakukan hal yang sama.”
Rasulullah SAW bersabda, “Itulah karunia Allah yang diberikan kepada
siapa yang dikehendaki.” (HR Muslim).
Amalah setelah shalat termasuk kesempurnaan shalat, penyebab
diterimanya shalat, tanda cinta seseorang hamba kepada Tuhannya, dan keinginan
untuk mendekat pada-Nya dengan dzikir dan pujian. Amalan setelah shalat juga
berfungsi membenahi segala kekurangan yang terdapat dalam shalat, lahir maupun
batin.
5. Bergegas berangkat shalat Jumat
Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang mandi pada hari Jumat seperti
mandi junub, kemudian berangkat ke masjid, maka ia seperti bersedekah seekor
unta. Orang yang berangkat pada waktu kedua, maka ia seperti bersedekah seekor
sapi. Orang yang berangkat pada waktu ketiga, maka ia seperti bersedekah seekor
domba yang bertanduk. Orang yang berangkat pada waktu keempat, ia seperti
bersedekah seekor ayam. Dan orang yang berangkat waktu kelima., ia seperti
bersedekah sebutir telur. Jika khatib naik mimbar, para malaikat pun datang
untuk mendengarkan khotbah.” (HR Bukhari-Muslim).
Pada riwayat lain disebutkan, “Ketika
tiba hari Jumat, malaikat berdiri di setiap pintu masjid untuk mencatat orang
sesuai dengan kedatangannya satu persatu. Jika khatib naik mimbar, mereka
menutup catatannya dan mendengarkan khotbah. Orang yang bersegera ke masjid
bagaikan bersedekah seekor unta, orang yang datang setelahnya bagaikan
bersedekah seekor sapi, kemudian orang yang datang setelahnya bagaikan
bersedekah seekor domba, dan berikutnya seperti sedekah ayam dan telur.”
Sahal bin Abi Sahal, periwayat hadist ini menambahkan, “Orang yang
datang setelah itu, maka ia datang hanya untuk mendapatkan pahala Shalat.”
Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Orang yang mandi pada hari Jumat kemudian bergegas berangkat ke masjid
dengan berjalan kaki, mengambil tempat yang dekat imam lalu mendengarkan dan
tidak berbicara, maka setiap langkah kakinya ia mendapat pahala seperti pahala
puasa dan qiyamul lail selama setahun.” (HR At-Tarmidzi).
Demikian tuntunan Rasulullah SAW tentang beberapa
keutamaan shalat yang bisa kita dapatkan seperti pahala bersedekah. Mudah-mudah
dapat membuat kita memperbaiki kualitas dan kuantitas shalat kita.
__perbanyaklah sedekah__